Penyakit Sifilis
Depok, cepatNET.com – Sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut ini gejala, penyebab, dan pengobatan
Sifilis
Dokter Spesialis | Kulit dan kelamin |
Gejala |
Luka tanpa rasa sakit, ruam di tubuh, demam, nyeri otot dan sendi, pembesaran getah bening. Pada tahap lanjut dapat menyerang organ vital seperti otak dan jantung |
Faktor Risiko |
Berhubungan seksual tanpa kondom, berganti-ganti pasangan, hubungan sejenis (homoseksual), penderita HIV |
Metode Diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan antibodi, seperti VDRL, TPHA, dan pemeriksaan cairan luka |
Pengobatan |
Antibiotik |
Obat | Penisilin |
Komplikasi |
Meningitis, stroke, gangguan penglihatan dan pendengaran, masalah jantung, komplikasi kehamilan seperti keguguran, still birth maupun kematian bayi setelah lahir. |
Kapan Harus ke Dokter |
Apabila termasuk golongan risiko tinggi dan muncul gejala yang telah disebutkan di atas. |
Pengertian
Sifilis atau yang dikenal dikalangan awam sebagai penyakit raja singa adalah salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri.
Ironisnya, gejala awal sifilis tidak disadari oleh penderitanya sehingga tak heran apabila banyak orang terlambat mendapatkan penanganan, mengingat, gejala timbulnya sifilis yang terdeteksi dengan cepat dan sesegera mungkin mendapatkan penanganan, memiliki prognosis yang baik.
Sebaliknya, jika penyakit kelamin ini tidak ditangani dengan baik, dapat terjadi komplikasi, seperti merusak otak, jantung, dan organ tubuh lain dari si penderita.
Penyebab
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah Treponema pallidum, yang mana, mikroorganisme ini masuk dan menginfeksi manusia melalui luka yang mungkin terdapat pada vagina, penis, anus, bibir, ataupun mulut dari si penderitanya.
Penularan ini paling sering terjadi saat aktivitas seksual, baik saat penetrasi penis ke dalam vagina, maupun saat dilakukan seks oral atau seks anal, adapun, penyakit ini juga bisa ditularkan dari ibu kepada bayinya saat terjadinya proses persalinan (sifilis kongenital atau bawaan).
Faktor Risiko
Seseorang rentan mengalami sifilis, apabila termasuk dalam golongan berisiko tinggi, seperti:
- Tidak menggunakan pengaman (kondom) saat berhubungan
- Berhubungan seksual multipartner (berganti-ganti pasangan)
- Kaum homoseksual
- Penderita HIV
Gejala
Penyakit sifilis terbagi menjadi beberapa tahapan yang masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Berikut merupakan tahapan gejala sifilis:
Sifilis Primer
Tahapan primer ditandai dengan munculnya luka di sekitar alat kelamin, anus, maupun mulut yang mana menjadi tempat masuknya bakteri Treponema pallidum.
Kondisi khas pada tahapan ini adalah terbentuknya benjolan seperti bisul yang berbentuk bulat, dengan dasar yang menggumpal berwarna merah dan bersih, indolen, yang jika diraba akan terasa seperti tonjolan berwarna merah.
Meski tanda-tanda yang berbentuk seperti bisul tersebut mulai timbul, sering kali penderita tidak merasakan nyeri, adapun, kondisi tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3-10 minggu, mengingat, karena hal inilah banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia sudah terinfeksi bakteri Treponema pallidum.
Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder muncul beberapa minggu setelah luka sembuh, dimana, pada tahapan ini, mulai muncul ruam di tubuh si penderita, termasuk di telapak tangan dan kaki.
Selain memberikan gejala klinis pada kulit, sifilis sekunder juga disertai dengan keluhan lain, seperti demam, penurunan berat badan, nyeri kepala, sakit tenggorokan, nyeri sendi, rasa lelah berlebihan, dan juga pembesaran kelenjar getah bening.
Sifilis Laten
Pada tahapan sifilis laten ini, penderita tidak mengalami gejala klinis maupun kelainan, namun, tetap masih berjalan dan aktif.
Sifilis Tersier
Sifilis tersier merupakan bagian akhir dari sifilis yang paling berbahaya, adapun, gejala pada tahapan ini dapat muncul 10-40 tahun sejak infeksi awal.
Kelainan yang khas pada tahapan ini adalah terbentuknya guma, yaitu infiltrate sirkumskrip, bersifat kronis, biasanya melunak dan destruktif.
Selain itu, dalam tahapan ini pula penyakit menular seksual ini bisa menyebar dan merusak organ lain seperti otak, jantung, saraf, hati, hingga tulang.
Diagnosis
Untuk dapat memastikan adanya penyakit sifilis atau tidak, dokter akan melakukan wawancara medis yang menyeluruh dan melakukan beberapa pemeriksaan.
Berikut penjelasannya.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah berupa VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) dan TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination) dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
Pemeriksaan Cairan Luka
Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan dari luka atau sedikit jaringan dan melihatnya di bawah mikroskop.
Kondisi ini dapat dipastikan bila dokter menemukan bakteri penyebab sifilis Treponema pallidum dari pemeriksaan mikroskop yang dilakukan.
Karena termasuk penyakit menular seksual, pemeriksaan terhadap pasangan seksual penderita perlu dilakukan, pasalnya, jika tidak seperti itu, penularan penyakit tersebut akan terus berlangsung.
Penyakit Menular Seksual Sifilis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Pengobatan
Agar dapat sembuh dengan sempurna dan tak meninggalkan komplikasi apa pun, pengobatan harus dilakukan sedini mungkin.
Pengobatan hanya boleh dilakukan oleh dokter. Penderita tak dianjurkan untuk mengobati dirinya sendiri.
Berikut penjelasan pengobatan sifilis secara umum sesuai kondisi.
- Pengobatan Sifilis stadium primer, sekunder, dan laten umumnya diobati dengan antibiotik benzathine penicillin yang disuntikkan ke dalam otot.
- Pada sifilis lanjutan, pemberian obat injeksi penisilin tetap akan diberikan, hanya saja membutuhkan dosis tambahan.
- Ibu hamil yang terinfeksi sifilis juga diobati dengan cara yang sama, yaitu injeksi penisilin. Setelah proses kelahiran, bayi akan diskrining apakah terdapat sifilis kongenital atau tidak. Bila iya, bayi juga akan mendapatkan pengobatan.
Bagi orang yang memiliki alergi terhadap penisilin, terdapat beberapa pilihan antibiotik yang dapat digunakan sebagai pengobatan sifilis, seperti:
- Seftriakson
- Sefaleksin
- Azitromisin
- Tetrasiklin
- Doksisiklin
Penderita yang menerima injeksi penisilin sebagai pengobatan, dapat menimbulkan reaksi Jarisch-Herxheimer.
Gejala yang muncul umumnya bervariasi, mulai dari demam, sakit kepala, kemerahan pada wajah, nyeri sendi, hingga tubuh terasa lemas.
Tak perlu khawatir, reaksi ini akan menghilang dengan sendirinya dalam 10-12 jam ke depan.
Demi membantu pengobatan berjalan baik, pasien tak boleh berhubungan seksual sampai pengobatan selesai dan dinyatakan sembuh oleh dokter.
Pemeriksaan dan pengobatan pasien sifilis biasanya ditangani oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.
7 Gejala Sifilis pada Wanita, Perhatikan dan Jangan Diabaikan
Pencegahan
Penyakit sifilis sangat bisa dicegah, mengingat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
- Tidak melakukan hubungan seksual (abstain)
- Monogami (hanya berhubungan seksual dengan satu orang)
- Berperilaku seks aman, salah satunya menggunakan kondom saat melakukan kontak seksual
- Bila menggunakan sex toys, jangan bertukar alat bantu seks itu dengan orang lain
- Melakukan skrining penyakit menular seksual bagi mereka yang masuk golongan risiko tinggi
- Hindari penggunaan alkohol maupun obat-obatan terlarang
Komplikasi
Pengobatan yang terlambat dan tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Muncul Benjolan atau Tumor
Pada tahapan lanjut sipilis, benjolan atau tumor yang disebut guma dapat muncul di kulit, tulang, hati, maupun organ lain.
Meski demikian, guma biasanya dapat menghilang apabila penderita menerima pengobatan antibiotik.
- Masalah pada Kehamilan dan Kelahiran
Pada ibu hamil, sifilis bisa meningkatkan risiko keguguran, stillbirth, hingga kematian bayi saat kelahiran.
Bayi yang dilahirkan pun sangat mungkin terinfeksi sifilis kongenital, adapun, gejala tersebut bisa berupa:
- Bayi berat lahir rendah
- Kelainan anatomi hidung (hidung tampak lebih datar)
- Kelainan bentuk gigi
- Kemerahan di daerah anus atau mulut
- Gangguan penglihatan
- Gangguan Saraf
Pengobatan yang tidak baik juga dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, seperti:
- Sakit kepala
- Stroke
- Meningitis
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan, termasuk kebutaan
- Demensia
- Kehilangan sensasi nyeri dan perubahan suhu
- Disfungsi seksual pada laki-laki
- Inkontinensia kandung kemih
- Masalah Jantung
Komplikasi sifilis pada jantung dapat berupa penonjolan dan pembengkakan dari pembuluh darah aorta maupun pembuluh darah lainnya, terlebih, infeksi menular tersebut juga menyebabkan kerusakan katup jantung.
- Infeksi HIV
Penderita sifilis memiliki risiko 2-5 kali lipat lebih tinggi untuk terinfeksi HIV.
Adanya luka pada sifilis menjadi tempat masuknya virus HIV ke tubuh saat melakukan aktivitas seksual.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila mengalami gejala-gejala di atas, ditambah lagi jika kalian merupakan kelompok berisiko tinggi, segera ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk segera dilakukan pemeriksaan.
Alasannya, penyakit sifilis yang terdeteksi sedari dini dapat diobati lebih cepat. Komplikasi pun dapat dihindari.
Kini, kalian sudah tahu apa itu sifilis, semoga, dari singkatnya penjelasan diatas tadi sedikit banyak dapat memberikan kita semua pemahaman mengenai betapa pentingnya hidup sehat. Semoga bermanfaaat!