EdukasiSains dan Teknologi

asal mula pemikir disebut “CENDIKIAWAN”

Depok, cepatNET.com – Cendekiawan atau intelektual adalah seseorang yang menggunakan daya kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, serta mempertanyakan dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan, adapun, kata “cendekiawan” sendiri berasal dari Chanakya, seorang politikus dalam pemerintahan Kekaisaran Maurya di bawah pemerintahan Chandragupta.

 

Pada dasarnya, terdapat tiga macam jenis pengertian modern untuk istilah “cendekiawan”, yaitu:

  1. Mereka-mereka yang aktif terlibat dalam ide-ide dan ruang diskusi;
  2. Mereka yang mempunyai keahlian dalam budaya dan seni yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk mendiskusikan perkara-perkara lain di khalayak ramai, adapun, golongan yang semacam ini dipanggil sebagai “intelektual budaya”.
  3. Dari segi Marxisme, mereka yang tergolong dalam kelas dosen, guru, pengacara, wartawan, dan sebagainya.

 

Itulah alasannya mengapa jika cendekiawan sering juga dikaitkan dengan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi atau universitas, akan tetapi, argument semacam itu tadi mendapat sedikit bantahan, dimana, seorang dramawan terkenal dari Malaysia, yakni Sharif Shaary yang dalam bantahannya tersebut juga menekankan, bahwa hakikat mengenai cendekiawan tidaklah sesederhana itu, adapun, pendapat yang diutarakannya tersebut adalah:

 

Belajar di universitas bukan jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan… seorang cendekiawan adalah pemikir yang sentiasa berpikir dan mengembangkan (serta) menyumbangkan gagasannya untuk kesejahteraan masyarakat. Ia juga adalah seseorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana ia hadir khususnya dan di peringkat global umum untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. Lebih dari itu, seorang intelektual juga seseorang yang mengenali kebenaran dan juga berani memperjuangkan kebenaran itu, meskipun menghadapi tekanan dan ancaman, terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat.”

 

Tiga Tahap Perkembangan Intelektual

Menurut August Comte, ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya:

 

  1. Tahap teologis; tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.

 

  1. Tahap metafisis; tahap manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.

 

  1. Tahap positif: tahap di mana manusia mulai berpikir secara ilmiah.
Cendekiawan,-Seorang-Pemikir-yang-Senantiasa-Berpikir
Cendekiawan,-Seorang-Pemikir-yang-Senantiasa-Berpikir

Cendekiawan Bisu dan Palsu

Sharif Shaary menegaskan bahwa seorang “cendekiawan” bukan hanya berpikir tentang kebenaran, tetapi tetap harus menyuarakannya apapun rintangannya, mengingat, seorang cendekiawan yang benar tidak boleh tidak memihak atau netral, dan sudah seharusnya pula memihak kepada kebenaran dan keadilan, dimana, Dia “tidak boleh menjadi cendekiawan bisu, kecuali dia betul-betul bisu atau dibisukan”.

 

Jika pada kenyataannya sang cendekiawan tersebut ternyata memang betul-betul bisu, si cendekiawan tersebut masih dapat bertindak dengan menyampaikan isi pikiran mereka melalui tulisan-tulisan yang akhirnya akan sampai juga kepada khayalak ramai, dan mungkin inilah yang dikatakan sebagai cendekiawan bisu yang tidak bisu, namun sebaliknya, terdapat cendekiawan yang tidak bisu tetapi bisu, dan Dia menjadi bisu mungkin karena “dia takut atau berkepentingan”.

 

Cendekiawan palsu akan mengelabui mata dan pikiran rakyat dengan kebenaran palsu melalui penyelewengan fakta dan pernyataan keliru, adapun, cendekiawan palsu banyak menggunakan retorika kosong.

 

Tinggalkan Balasan