Sains dan Teknologi

Mindset: Pengertian, Contoh, Pola Pikir, Tips dan Jenisnya

Jakarta, cepatNET.com – Cara berpikir atau mindset adalah bagaimana cara menilai sesuatu dan mampu menarik sebuah kesimpulan berdasarkan sudut pandang masing-masing orang, pasalnya, perbedaan pemikiran muncul dari perbedaan jumlah perspektif yang dijadikan dasar, landasan atau dasar pemikiran, hal tersebut dilatari oleh banyaknya pandangan berpikir yang dipengaruhi oleh emosi (pikiran).

Pola pikir mengandung pengertian yang dapat diartikan pula sebagai keadaan pikiran yang tetap yang dibentuk oleh pendidikan, pengalaman dan prasangka, dengan kata lain, pola pikir dianggap sebagai peta mental yang berfungsi sebagai dasar perilaku dan tindakan seseorang.

Sebuah peta yang dapat mewakili realitas suatu wilayah membuat orang tahu di mana mereka berada dan ke mana mereka akan pergi sehingga mereka dapat merencanakan bagaimana menuju ke sana.

Dibawah ini sedikit penjelasan mengenai apa itu pola pikir, simak baik-baik.

Definisi Mindset

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep mindset atau pola pikir adalah sistem atau cara bertindak yang diatur oleh otak, yang lalu kemudian disimpan oleh otak dan disebarkan ke seluruh tubuh sebagai acuan tindakan dan pembentukan karakter. Pola pikir adalah sekumpulan asumsi, cara atau catatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok dan berakar kuat.

  • Menurut Mulyadi (2007), mindset adalah cara menilai dan memberikan kesimpulan terhadap sesuatu berdasarkan sudut pandang tertentu atau bentuk pikiran atau cara kita berpikir terhadap sesuatu.
  • Menurut Yoga (2008), mindset adalah sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya.
  • Menurut Khodijah (2006), mindset adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan dengan pola berpikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang di kehendaki.
  • Menurut Budiman (2011), mindset adalah sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya menentukan level keberhasilan dan masa depan seseorang.
  • Menurut Gunawan (2007), mindset adalah sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yang memengaruhi perlaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya.
  • Menurut Yunus (2014), mindset adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra.

Jenis-Jenis Mindset

Positive Mindset

Dari namanya saja kita bisa langsung menebak bahwa pola pikir jenis ini berarti pola pikir yang berfokus pada hal-hal yang positif atau baik daripada memikirkan hal-hal yang negative, adapun, orang dengan pola pikir ini dapat menggunakan strategi seperti bersyukur, introspeksi dan menemukan hal-hal baik yang dapat meningkatkan perasaan positifnya.

Sikap seperti ini biasanya berkaitan dengan rasa optimis dan mengharapkan segala sesuatunya yang baik-baik pula, dimana, kondisi yang semacam ini tentu saja baik bagi kesejahteraan kalian sendiri dan kesuksesan kalian kelak, oleh sebab, pengembangan dan perkembangan emosi positif dapat membawa kesuksesan dalam kehidupan kerja dan hubungan sosial.

Entrepreneurial Mindset

Pola pikir entrepreneurial jelas didefinisikan sebagai pemikiran kewirausahaan, hal tersebut pastinya sangat berguna bagi mereka yang ingin menjadi seorang pengusaha, tetapi juga merupakan pola pikir yang sangat berguna bagi kita semua di dunia sekarang ini.

Karena kehidupan modern seringkali mengalami perubahan yang hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali, tentu saja, keterampilan yang diperlukan untuk berwirausaha paling berguna untuk beradaptasi dan menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang cepat, oleh karena itu, pola pikir kewirausahaan merupakan pola pikir yang penting untuk dikembangkan.

Keterampilan ini dipercaya dapat mendukung kesuksesan akademik dan profesional, dan pastinya, ini merupakan sebuah keterampilan, dan mungkin tidak ada yang memiliki semuanya pada level tinggi, oleh karena itu, mungkin hal yang paling berguna adalah mengembangkan keterampilan yang menjadi kelemahan kita.

Scarcity Mindset

Ternyata, ide cara berpikir seperti ini muncul dari cara berpikir yang langka yang ternyata tersebar luas di kalangan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, adapun, pola pikir kelangkaan adalah keyakinan bahwa tidak ada yang pernah cukup, kondisi semacam itu muncul sebagai akibat dari pengalaman masa lalu atau masa kini, ketika tidak ada yang cukup.

Para peneliti percaya bahwa kelangkaan mengubah cara orang memfokuskan perhatian mereka, seperti misalnya, saat memiliki uang yang pas-pasan, setiap tagihan yang masuk ke rumah menjadi terasa lebih berat dan mengancam, hal semacam ini bisa terjadi karena manusia dirancang untuk lebih memperhatikan ancaman dan hal-hal negatif daripada hal-hal positif.

Seperti yang kita ketahui, kekurangan uang dapat menghilangkan sumber daya intelektual bagi banyak orang, pasalnya, ketika ada sesuatu yang kurang, seseorang akan lebih fokus lagi padanya.

Faktanya, hal semacam itu dapat mengubah cara kita dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah, yang disebabkan, ketika kita terlalu fokus pada kekurangan saat ini, kita tidak memperhatikan perkembangan jangka panjang.

Pada akhirnya, kita membuat keputusan yang memprioritaskan kebutuhan mendesak dengan mengorbankan kebutuhan jangka panjang, akhirnya, kita begitu jauh terperangkap dalam siklus pemikiran jangka pendek ini sehingga keadaan menjadi lebih buruk dalam jangka panjang.

Meskipun pemikiran kelangkaan telah dipelajari dalam konteks kemiskinan, tidak ada alasan mengapa hal itu tidak boleh diterapkan pada bidang kehidupan lainnya.

Ketika kita kekurangan kebutuhan dasar lainnya seperti keamanan, kesehatan, cinta, harga diri, kebebasan, atau rasa hormat, kita bisa menjadi terlalu fokus pada kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kurang fokus untuk memastikan kebutuhan lain terpenuhi di masa depan.

Beberapa penelitian yang dilakukan bahkan menunjukkan jika kelangkaan waktu menyebabkan scarcity, pasalnya, saat kita benar-benar sibuk, kita menanggapi kebutuhan mendesak dalam jangka panjang dengan mengorbankan waktu, lebih khusus lagi, tergesa-gesa melahirkan pola pikir krisis yang mendorong orang untuk menyelesaikan krisis saat ini tetapi tidak untuk mencegah krisis di masa depan.

Abundance mindset

Pola pikir kelimpahan adalah kebalikan dari pola pikir kelangkaan, setidaknya, hal yang semacam ini dapat membantu ketika kita tidak lagi berada dalam situasi krisis, yang artinya, semakin banyak krisis yang kita alami, maka, akan semakin banyak otak kita terjebak dalam cara berpikir yang melindungi kita di masa lalu, bahkan saat cara berpikir tersebut tidak lagi bermanfaat bagi kita.

Misalnya, tidak masuk akal jika kita tidak lagi hidup dalam kemiskinan, tetapi kita masih terus mengkhawatirkan pembayaran tagihan.

Percuma ketika kita sudah menemukan pasangan yang baik dan kita masih takut dia tidak mencintai kita, tidak ada gunanya jika kita memiliki kehidupan yang lebih mudah dan terus fokus pada manajemen krisis daripada perencanaan jangka panjang, inilah saat-saat ketika pola pikir kelimpahan atau kepuasan sangat penting.

Ketika kita berhasil mengatasi tantangan dan tekanan, kita belajar bahwa strategi berpikir scarcity telah berhasil, akan tetapi, saat kita berada dalam situasi yang tidak terlalu menegangkan, strategi yang sama mungkin bukan yang terbaik.

Kita perlu menyadari bahwa kita aman dan kebutuhan kita terpenuhi sehingga kita dapat fokus pada masa depan dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa kebutuhan kita terus terpenuhi.

 

Tinggalkan Balasan