Konjungsi, Pengertian, Macamnya dan Contoh Dalam Kalimatnya
Jakarta, cepatNET.com – Keberadaan konjungsi sangatlah penting dalam sebuah teks. Dengan penggunaan konjungsi yang tepat, maka teks atau tulisan yang disampaikan jadi mudah dipahami oleh pembaca.
Sebagian dari kita pastinya akan bertanya, apa itu konjungsi? tanpa mengulur waktu, simak baik-baik penjelasan singkat mengenai pengertian konjungsi dalam bahasa Indonesia, macamnya, beserta contohnya seperti di bawah ini.
Pengertian Konjungsi dalam Bahasa Indonesia
Konjungsi didefinisikan sebagai kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, kata dengan kata, frasa dengan frasa, ungkapan dengan ungkapan, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan bahkan paragraf dengan paragraf
Selain itu konjungsi adalah kategori kata yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam tata letak sebuah kalimat.
Kesimpulannya, konjungsi adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat, seperti pada kata dan, atau, karena, sejak, sebelum, sedangkan, meskipun, dan masih banyak lagi.
Konjungsi sendiri termasuk ke dalam kelas kata tugas, yang mana, kata tugas berfungsi sebagai kata yang menyatakan hubungan dari suatu unsur dengan unsur lainnya yang terdapat dalam frasa ataupun sebuah kalimat, dimana, ciri dari kata tugas adalah tidak memiliki arti leksikal, melainkan hanya mempunyai arti gramatikal, yang berarti, kata tugas seperti konjungsi ini hanya memiliki arti jika dikaitkan atau dirangkai dalam frasa atau kalimat.
Contoh mudahnya seperti apa yang terdapat pada kata ‘dan’, yang mana, kata “dan” itu sendiri tidak memiliki arti leksikal yang terdapat dalam kamus, beda kaitannya jika konjungsi ‘dan’ dirangkai dalam sebuah kalimat, maka ia memiliki arti gramatikal yang menyatakan makna hubungan gabungan antara dua buah kata.
Macam-Macam Konjungsi Beserta Contohnya
Konjungsi disebut juga sebagai kata hubung, yang berfungsi sebagai penghubung dua satuan bahasa, baik yang setara (sederajat) maupun yang tidak setara.
Konjungsi dibagi ke dalam empat macam berdasarkan perilaku sintaktisnya dalam kalimat, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat.
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kata atau lebih yang sama penting atau memiliki status sintaktis yang sama.
Berikut contoh konjungsi koordinatif dan maknanya:
dan : sebagai penanda hubungan penambahan
atau : sebagai penanda hubungan pemilihan
melaink : sebagai penanda hubungan perlawanan
padahal : sebagai penanda hubungan pertentangan
sedangk : sebagai penanda hubungan pertentangan
serta : sebagai penanda hubungan pendampingan
tetapi : sebagai penanda hubungan perlawanan
dan / atau : sebagai penanda hubungan jumlah atau pilihan
Berikut contoh penggunaan konjungsi koordinatif dalam kalimat:
Irfan dan Arfan adalah saudara kembar identik
Kamu mau ikut ke terminal atau tunggu di rumah saja?
Itu bukan pesawat terbang, melainkan helikopter.
Dia hanya diam saja, padahal selama ini tahu banyak informasi.
Ibu sedang memasak, sedangkan ayah mencuci.
Saya pergi ke pasar membeli ayam serta ikan.
Sepupuku sebenarnya pandai, tetapi malas belajar.
Apakah kamu mau membeli tas, sepatu, dan / atau baju?
2. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaktis yang sama, yang mana, konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang umumnya terpisah satu dengan yang lain.
Berikut konjungsi korelatif dan contoh kalimatnya:
baik – maupun : Baik kakak maupun adiknya tidak suka makan sayur.
tidak hanya – tetapi juga : Seluruh karyawan tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus
patuh terhadap setiap aturan perusahaan .
bukan hanya – melainkan juga : Pengangguran bukan hanya menyangkut masalah ekonomi,
melainkan juga masalah sosial.
demikian – sehingga : Mobil di tol berpacu demikian cepat sehingga sulit untuk
ditangkap mata kamera.
sedemikian rupa – sehingga : Pesan yang baik harus disampaikan sedemikian rupa,
sehingga dapat menarik perhatian pendengar.
apa(kah) – atau : Apakah kalian setuju atau tidak, kami tetap kukuh pada
pendirian.
entah – entah : Entah banyak entah sedikit, saya tetap akan memberi sesuai
dengan kemampuan saya..
jangankan – pun : Jangankan berdiri, duduk pun ia tak sanggup.
3. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaktis yang sama, adapun, salah satu dari klausa itu merupakan klausa subordinatif.
Dari perilaku sintaktis dan semantisnya, konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi 13 macam kelompok, berikut pembagian jenis konjungsi subordinatif dan contohnya.
- Konjungsi Subordinatif Waktu
menunjukkan awal peristiwa: sejak, sedari, semenjak
menunjukkan awal suatu peristiwa yang ditandai dengan peristiwa lain: begitu, demi, ketika, sambil, selagi, selama, sementara, seraya, tatkala, sewaktu
menunjukkan awal suatu peristiwa yang didahului dengan peristiwa lain: setelah, sebelum, sehabis, selesai, sesudah, seusai
menunjukkan lamanya suatu peristiwa yang ditandai dengan peristiwa tertentu: hingga, sampai.
- Konjungsi Subordinatif Syarat: asalkan, apabila, jika, jikalau, kalua, manakala.
- Konjungsi Subordinatif Pengandaian: andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya, andai kata.
- Konjungsi Subordinatif Tujuan: agar, biar, supaya.
- Konjungsi Subordinatif: biarpun, kendatipun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun.
- Konjungsi Subordinatif Pembandingan: alih-alih, daripada, ibarat, laksana, seakan-akan, sebagai, sebagaimana, seperti, seolah-olah.
- Konjungsi Subordinatif Sebab: sebab, oleh karena, oleh sebab.
- Konjungsi Subordinatif Hasil: sehingga, makanya, sampai-sampai.
- Konjungsi Subordinatif Alat: dengan, tanpa.
- Konjungsi Subordinatif Cara: dengan, tanpa.
- Konjungsi Subordinatif Komplementasi: bahwa.
- Konjungsi Subordinatif Atribut: yang.
- Konjungsi Subordinatif Perbandingan: …sama …dengan …lebih …dari …
- Konjungsi Antarkalimat
Ketiga jenis konjungsi di atas merupakan konjungsi intrakalimat, adapun, untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain membutuhkan konjungsi antarkalimat.
Lain halnya dengan konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat selalu digunakan di awal kalimat baru yang ditandai dengan huruf kapital dan diikuti tanda koma.
Dibawah ini adalah beberapa macam contoh konjungsi antarkalimat.
4.1. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan pertentangan dengan kalimat sebelumnya.
Biarpun demikian,
Biarpun begitu,
Sekalipun demikian,
Sekalipun begitu,
Walaupun demikian,
Walaupun begitu,
Meskipun demikian,
Meskipun begitu,
Sungguhpun demikian,
Sungguhpun begitu,4.2. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.
Kemudian,
Sesudah itu,
Setelah itu,
Selanjutnya,
Berikutnya,4.3. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar yang telah dinyatakan sebelumnya.
Tambahan pula,
Lagi pula,
Selain itu,4.4. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.
Sebaliknya,
4.5. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan keadaan sebenarnya.
Sesungguhnya,
Bahwasanya,4.6. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya.
Malah,
Bahkan,4.7. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya,
Akan tetapi,
Namun,4.8. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan.
Kecuali itu,
Di samping itu,4.9. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan konsekuensi.
Dengan demikian,
4.10. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan akibat.
Oleh karena itu,
Oleh sebab itu,4.11. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya.
Sebelum itu,
Dibawah ini beberapa contoh kalimat yang menggunakan konjungsi antarkalimat:
Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan menghalanginya.
Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik pula. Bahkan, seringkali melebihi yang kita bayangkan.
Pak Slamet terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga mengidap hipertensi.
Mayoritas anak muda akan langsung membeli mobil baru. Kecuali itu, Sugeng lebih memilih berinvestasi.
Pencopet itu mengabaikan tembakan peringatan dari polisi. Sebaliknya, ia justru melawan ketika hendak ditangkap.
Kondisi perumahan kita memang sudah mulai aman. Akan tetapi, masing-masing penghuni tetap harus tetap waspada.
Kita tak akan pernah tahu masa depan seseorang. Oleh karena itu, jangan meremehkan orang bodoh sekalipun.Itulah sedikit penjelasan mengenai pengertian konjungsi, macam-macam, dan contoh dalam kalimatnya. Semoga bermanfaat.